Seluruh area indoor kedai
di-booking oleh perempuan bernama Niki, sedangkan area teras disisakan untuk
pelanggan lain. Ruangan indoor kedai malam itu dihiasi dengan balon-balon
helium berwarna hitam dan putih yang melayang di langit-langit kedai. Ada
sekitar sepuluh orang panitia, yang juga merangkap sebagai party planner, saat ini sedang bersembunyi di ruangan Ellie
menunggu kedatangan dari orang yang berulang tahun. Sementara itu Ellie, dan
para karyawannya bekerja normal seperti biasa melayani beberapa orang pembeli
yang datang. Andrew, Dira dan suaminya duduk di kursi pelanggan di ruangan
indoor, berakting sebagai pengunjung biasa yang sedang menikmati kopi dan
cemilan lain.
Seorang pria, berumur sekitar
awal tiga puluhan, mengenakan kemeja biru tua lengan panjang yang digulungkan
hingga mencapai siku, berjalan memasuki kedai bersama seorang pria yang nampak
sepantaran dengannya. Kedua pria itu memilih tempat duduk di sebelah jendela
yang menghadap ke jalan raya, dimana tempat itu merupakan spot yang paling
indah karena menampilkan kerlap-kerlip lampu jalan dan pegendara yang lewat.
April segera mendatangi kedua pria tersebut dan menerima pesanan Cold Brew dan
Cappucino. Tak lama kemudian, pria yang menemani pria berkemaja biru tua itu
meninggalkan meja dan berjalan ke arah kamar kecil.
“Ngapain tuh cowok brengsek
kemari?” gerutu Andrew. Saat teman pria berkemaja biru tua itu meninggalkannya
sendirian, Andrew baru bisa melihat dengan jelas wajah pria itu.
Dira yang terkejut mendengar
komentar Andrew segera menoleh ke arah mata Andrew tertuju. Dia segera
mengenali pria tersebut. Kedua telapak tangannya refleks terangkat menutupi
mulutnya yang ternganga. Pandangannya segera beralih dari pria itu dan
mengedari penjuru kedai mencari Ellie.
“Happy birthday to you, happy
birthday to you…” Lantunan lagu ulang tahun mulai berkumandang. Serombongan
panitia ulang tahun berjalan keluar dari tempat persembunyian. Niki berada
paling depan diiringi teman-temannya, Ellie berada di akhir barisan sambil
membawa buket bunga. Pria berkemeja biru tua itu nampak terkejut, tapi nampak
terkesan pura-pura menurut sudut pandang Andrew.
“Happy birthday sayang, saeng-il
chughahae.” Niki menyodorkan kue ulang tahun dengan lilin berangka tiga puluh
yang menyala di atasnya.
Ellie yang berada di luar
lingkaran kelompok panitia ulang tahun, hanya bisa berdiri membeku melihat
sosok yang sedang meniup lilin itu. Dia kenal betul dengannya. Dia hanya tak
menyangka bahwa dirinya begitu polos saat menyangka ada banyak orang yang
berulang tahun hari ini. Diantara kemungkinan satu banding seratus, kemungkinan
satu ini terlalu ajaib untuk akhirnya bisa terjadi.
“Oh, jadi itu cewek barunya.
Kalah lu cewek britpop sama kpop,” ejek Andrew yang tiba-tiba sudah berada
disampingnya dan membuyarkan lamunannya.
“Ouch, gawat, gawat, gawat!”
Elona yang berada di dalam lemari display berteriak histeris.
“Kenapa kau ribut sekali, Elona?”
Protes Andreas yang kali ini diletakkan di samping Elona.
“Pria yang berulang tahun itu,
aku kenal wajah itu, Andreas!”
“Siapa dia? Apa dia tuan mu
terdahulu?”
“Tidak, aku tidak sudi dimiliki
oleh pria pengkhianat seperti itu! Dia pemilik setengah lusin cangkir kotor
yang terkurung di gudang belakang rumah Ellie.”
“Oh, no… Maksudmu cangkir-cangkir
gembel yang diletakkan Ellie dilantai dan jadi sarang semut itu?”
“Yup. Pria ini adalah yang
memberikan cangkir-cangkir itu kepada Ellie. Kemudian Ellie balas dengan
menelantarkan cangkir-cangkir itu di gudang sana. Oooh, semoga Ellie ku
baik-baik saja sekarang.”
#30DWC #30DWCJilid19 #Day17
0 komentar
Terima kasih untuk setiap komentar yang dimasukkan.