Rumpi Cangkir Kopi # 20
Saat pintu lift terbuka, Ellie dan Robert saling tatap. Tidak ada di antara mereka yang bergerak masuk atau keluar dari dalam lift. Kedua orang tamu Robert yang berdiri di sampingnya hanya mengangguk pada Ellie, merasa sedikit kikuk dengan suasana saat itu.
“Lho, ada apa kamu naik sampai sini, El?” tanya Robert.
“Saya kebetulan ada perlu dengan pak Robert,” jawab Ellie.
“Oh, kalau begitu kita bicara nanti ke ruangan saya setelah saya selesai meeting dengan tamu saya ini, ya.”
“Pak Robert,” potong sang tamu yang berperawakan paling tinggi. “Lokasi di sini oke, cuman saya lebih senang dengan lokasi yang di lobi. Lebih kelihatan dari jalan raya. Memang di atas sini bagus, pemandangannya oke, tapi saya takut customer nanti malas naik ke atas sini.”
“Nanti kita bicarakan di ruangan saya saja, tidak nyaman bicara bisnis sambil jalan begini.” Robert mengerling pada Ellie yang meringsut ke pojok lift saat ketiga orang itu masuk ke dalam lift.
“Perusahaan majalah itu kapan masuk ke sini?” Pria berperawakan tinggi itu sepertinya tak terbiasa hanya diam tanpa mengobrol apapun.
“Sekitar dua bulan lagi. Mereka ambil full satu lantai untuk kantor mereka semua.”
“Wah, bagus itu. Tempat ini pasti langsung akan ramai.”
Bell lift kemudian berdecing. Mereka berempat telah kembali ke lantai dua tempat ruang kantor Robert berada. Dian, sekretaris Robert, yang menyaksikan kedatangan mereka segera membukakan pintu ruangan Robert. Robert dan kedua tamunya lalu berjalan masuk, sedangkan Ellie memilih melanjutkan perjalannya ke lantai dasar dan kembali ke kedai.
#30DWC #30DWCJilid 19 #Day20
0 komentar
Terima kasih untuk setiap komentar yang dimasukkan.